Menurut laporan We Are Social yang dirilis bulan Januari 2017 lalu, peggunakan social media di Indonesia telah melampaui angaka 100 juta. Jutaan orang sudah merasakan dampak positif dari sosial media. Kita jadi semakin mudah berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di sisi lain, kemudahan mendapatkan dan menyebarkan informasi bisa membawa masalah serius. Persebaran konten-konten negatif seperti hoax bisa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa
Salah satu upaya MPR untuk mengantisipasi dampak buruk sosial media yaitu dengan mengadakan kegiatan “Netizen Semarang Ngobrol Bareng MPR RI”. Acara yang diselenggarakn di Hotel Gradhika pada hari Sabtu (16/9/2017) mengahdirkan tiga pembicara yaitu, Siti Fauziah SE, MM (Kepala Biro Humas MPR), Bambang Sadono, SH, MH. (Ketua Badan Pengkajian MPR) dan Ma’ruf Cahyono, SH, MH. (Sekertaris Jenderal MPR).
Dihadapan 50 Blogger, Sesjen MPR RI Ma’ruf Cahyono mengajak Netizen turut mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI dengan cara dan bahasa yang disesuaikan kelompoknya masing-masing. Tidak harus memakai bahasa yang resmi dan kaku, sebagaimana yang dilakukan MPR selama ini. Keempat Pilar tersebut yaitu: Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Cara seperti itu perlu diterapkan agar pesan sosialisasi yang diberikan sampai ke masyarakat dengan baik. Bagi mahasiswa bisa dipakai bahasa pergaulan sehari-hari. Untuk para pengusaha, materi empat pilar bisa dimasukkan dalam percakapan bisnis. Sedangkan bagi para pengajar, sosialisasi dapat disampaikan menggunakan bahasa-bahasa yang lazim dipakai menyampaikan pelajaran, santun dan gampang diterima.
“Mempertahankan persatuan Indonesia, bukanlah perkara gampang. Dibutuhkan upaya bersama untuk menjaga keberagaman agar selalu utuh dan tidak bercerai berai”, kata Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Bambang Sadono.
Dengan jumlah pengguna internet yang semakin banyak, netizen diharapkan ikut berkontribusi dalam upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia. Selain itu, Bambang juga mengingatkan besarnya potensi masalah yang dapat ditimbulkan jika netizen tidak bijak menggunakan sosial media.
Negara Indonesia sangat luas. Terdiri dari banyak suku, etnis dan juga agama. Bukan hal mudah untuk mempesatukan beragam perbedaan tersebut. Cepat atau lambat gesekan bisa terjadi yang berpotensi menganggu stabilitas negara bila kita tidak memulai dari sekarang untuk mencegahnya.
Seperti pada saat Pilpres atau Pilkada DKI lalu, masing-masing pendukung berusaha menjatuhkan calon lain dengan cara yang tidak etis. Bermacam hoax menyebar dengan cepat. Untuk itu, diperlukan cara-cara cerdas untuk menangkal hal-hal yang bisa menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa ini. Dengan memperbanyak membaca dan memperkaya referensi agar bisa membedakan konten positif dan negatif.
Mari mengunakan media sosial secara bijaksana untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Setuju berinternet baik dan bersosmed dengan bijak
Iya. kalau sudah mulai terpancing emosi karena lihat timeline biasanya langsung aku close aplikasinya… :))
Pas Pemilu tuh memang ngeri banget ya lalu lintas informasi di sosmed. Yang tak jelas dan tak bisa dipertanggungjawabkan datang bagikan hujan deras mengguyur lapak para netizen. Harus banget nih waspada klo kondisinya seperti itu.
Pemilu dan pilkada sangat rawan dan menyebalkan. Kalau rawon baru enak… :p
Setuju! Jangankan menyatukan Indonesia menyatukan isi kepala dalam keluarga aja susah .. makanya Indonesia ini rentan banget sama perpecahan .. syukurlah sampai sekarang masih bersatu, sebagai generasi muda tugas kita adalah menjaga keharmonisan bangsa.
Sippp… dan share artikel2 yang bermanfaat